Pseudomonas cocovenenans, berasal dari kata venenum (bahasa Latin) yang berarti toksin dan kata coconut yang berarti kelapa. Jadi, nama Psedomonas cocovenenans berarti toksin dari kelapa yang diproduksi oleh bakteri genus Pseudomonas . Berdasarkan penelitian filogenetik diketahui bahwa P. cocovenenans berukura 0,5-1,0 mikrometer x 1,5-4,0 mikrometer dan tumbuh pada kisaran pH 6 – 8 dengan pertumbuhan optimum pada pH 8.0, jika berada pada pH 6.0 atau lebih rendah dapat menekan atau menghambat produksi racun tempe ampas kelapa. Sedangkan pada pH 5.0 atau lebih rendah diperlukan untuk menghambat pertumbuhan Pseudomonas.
Bakteri ini
termasuk famili Pseudomonadaceae,
genus Pseudomonas berbentuk batang
dapat bergerak dan memiliki 5 silia (rambut) pada salah satu ujungnya. Bentuk
bakteri tersebut dapat berubah-ubah tergantung pada jenis medium yang
dipergunakan, sehingga kadang-kadang bentuknya mikrokokus atau berbentuk batang.
Bakteri Pseudomonas
cocovenenans Bakteri ini menyukai medium yang banyak mengandung asam lemak, Pseudomonas cocovenenans dapat
menyebabkan keracunan makanan bila bakteri tersebut tumbuh sebagai
kontaminan dalam pembuatan tempe bongkrek yang menghasilkan asam bongkrek dan toksoflavin. Yang dimaksud dengan tempe bongkrek adalah
suatu makanan khas Banyumas yang dibuat dari ampas kelapa yang difermentasi
dengan kapang Rhizopus sp.
P.cocovenenans bersifat
anaerobe fakultatif, dapat tumbuh di berbagai media dan biasanya mengeluarkan
zat yang berwarna kuning. Bersifat gram negatif, bersel tunggal dan dapat
tumbuh pada suhu kamar atau suhu 37 ˚C.
Mikroba Pseudomonas cocovenenans aktif
memecahkan atau menghidrolisa gliserida (lipida) dari minyak kelapa menjadi
gliserol dan asamlemak. Fraksi gliserol setelah mengalami reaksi-reaksi
biokemis menjadi senyawa yang berwarna kuning yang disebut toksoflavin sedang
asam lemaknya, khususnya asam oleat dapat menjadi asam bongkrek yang tidak
berwarna.
selamat membaca, semoga bermanfaat :)
BalasHapus